Jumat, 05 Oktober 2007

Mutiara dan Makanan

Dua orang pedagang sampai ke tempat para kafilah berhenti di padang gurun di malam hari. Malam itu banyak musafir yang singgah di tempat itu. Sementara membongkar muatan untanya, salah seorang dari mereka tidak dapat menahan godaan untuk membiarkan sebuah mutiara berukuran besar jatuh ke tanah seolah-olah tanpa disengaja. Mutiara itu menggelinding ke arah pedagang yang lain, yang dengan sikap yang dibuat-buat memungutnya dan mengembalikan kepada pemiliknya sambil berkata, “Mutiara Anda ini sungguh indah, besar dan bercahaya.”

“Terima kasih atas pujian Anda,” kata yang satu, “Sebenarnya mutiara ini baru merupakan salah satu dari mutiara-mutiara yang kecil milik saya.”

Seorang Badui yang duduk di dekat api dan mengamati peristiwa itu bangkit dan mengundang keduanya untuk makan bersamanya. Ketika mereka mulai makan, Badui ini bercerita:

“Kawan-kawan, dulu saya pun pernah menjadi pedagang mutiara seperti Anda. Pada suatu hari saya dihantam badai di gurun. Badai itu menghantam seluruh kafilah saya sehingga saya terpisah dari rombongan dan sama sekali kehilangan arah. Hari-hari berlalu dan saya merasa cemas karena sadar bahwa saya berputar-putar terus tanpa tahu saya sedang berada di mana atau ke mana saya harus berjalan. Lalu ketika saya hampir mati kelaparan, saya membongkar semua kantung yang ada di punggung unta saya. Dengan was-was saya memeriksanya sampai beratus-ratus kali. Bayangkanlah betapa gembiranya saya ketika ku temukan kantung yang selama ini luput dari perhatian saya. Dengan jari-jari gemetaran saya membukanya dengan harapan menemukan sesuatu yang dapat dimakan. Bayangkanlah betapa kecewa saya, ketika ku lihat bahwa semua yang ada di dalamnya adalah mutiara!”

Kalau burung pipit membuat sarang di hutan
Sarang itu hanya menempati sebuah ranting
Kalau rusa memuaskan dahaganya di sungai
Ia minum tidak lebih dari yang dapat ditampung lambungnya

Kita mengumpulkan barang dan hartaKarena hati kita kosong

Tidak ada komentar: