Jumat, 05 Oktober 2007

Kisah Tiga Orang Terkurung di Gua

Kisah Tiga Orang Terkurung di Gua

Dari Abu Abdirrahman bin Abdullah bin Umar bin Khothob ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bercerita:

“Sebelum kalian, ada tiga orang yang sedang berjalan-jalan, kemudian mereka menemukan gua yang dapat digunakan untuk berteduh dan mereka pun masuk, tiba-tiba ada batu besar dari arah bukit menggelinding dan menutupi pintu gua sehingga mereka tidak dapat keluar. Salah seorang di antara mereka berkata: “Sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian dari bahaya ini, kecuali bila kalian berdoa kepada Allah SWT dengan menyebut amal-amal soleh yang pernah kalian perbuat.”

Kemudian salah seorang di antara mereka berdoa: “Ya Allah, saya mempunyai orang tua yang sudah renta. Kebiasaanku, mendahulukan mereka minum susu sebelum saya berikan kepada anak istri dan budak-budakku. Suatu hari, saya terlambat pulang karena mencari kayu namun keduanya sudah tidur dan aku enggan membangunkannya, tetapi saya terus memerah susu untuk persedian minum keduanya. Dan saya menunggunya hingga terbit fajar. Ketika keduanya bangun, ke berikan susu itu untuk diminum, padahal semalam anakku menangis terisak-isak minta susu sambil memegangi kedua kakiku. Ya Allah, jika itu karena mengharapkan ridho-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini.” Kemudian bergeserlah sedikit batu itu.

Orang kedua pun melanjutkan doanya: “Ya Allah, sesungguhnya saya mempunyai saudara sepupu yang sangat saya cintai. “ Dalam riwayat lain disebutkan: “Saya sangat mencintainya sebagaimana orang laki-laki mencintai orang perempuan, saya selalu ingin berbuat zina dengannya, tetapi ia selalu menolaknya. Beberapa tahun kemudian, ia tertimpa kesulitan. Ia pun datang untuk meminta pertolonganku, dan saya berikan padanya seratus dua puluh dinar dengan syarat menyerahkan dirinya, kapan saja saya ingin. Pada riwayat yang lain: “Ketika saya berada di antara kakinya, ia berkata: “Takutlah kamu kepada Allah. Janganlah kamu robek selaput daraku kecuali dengan jalan yang benar.” Mendengar yang demikian saya meninggalkannya dan merelakan emas yang aku berikan, padahal dia orang yang sangat saya cintai. Ya Allah, jika perbuatan itu karena mengharapkan ridho-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini.” Kemudian bergeserlah batu itu, tetapi mereka belum bisa keluar dari gua itu.

Orang ketiga melanjutkan doanya: “Ya Allah, saya mempekerjakan beberapa karyawan dan digaji dengan sempurna, kecuali ada seseorang yang meninggalkan saya dan tidak mau mengambil gajinya terlebih dahulu. Kemudian gaji itu saya kembangkan sehingga menjadi banyak. Selang beberapa tahun, dia datang dan berkata: “Wahai Hamba Allah, berikanlah gajiku!” Saya berkata: “Semua yang kamu lihat, baik unta, sapi, kambing maupun budak yang menggembalakannya, semua adalah gajimu.” Ia berkata: “Wahai Hamba Allah janganlah engkau mempermainkan aku.” Saya menjawab: “Saya tidak mempermainkanmu.” Kemudian ia mengambil semuanya itu dan tidak meninggalkan sedikitpun. Ya Allah, jika perbuatan itu karena mengharapkan ridho-Mu, maka singkirkanlah batu yang menutupi pintu gua ini.” Kemudian bergeserlah batu itu dan mereka pun bisa keluar dari dalam gua. “ (HR Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar: