Rabu, 31 Oktober 2007

Antara Keinginan dan Kebutuhan

Antara Keinginan dan Kebutuhan

Abdullah bin Umar, khalifah yang terkenal sebagai pembangun Baitul Maqdis, suatu hari diserang oleh suatu penyakit. Para asistennya sangat mengkhawatirkan umur khalifah karena penyakitnya itu.

Ternyata Allah belum berkenan memanggil Abdullah ke haribaan-Nya. Khalifah berangsur-angsur pulih. Setelah agak mendingan keadaannya, Abdullah berniat hendak menyantap ikan panggang. Khalifah kemudian mengutarakan keinginannya itu kepada salah seorang asistennya.

Asistennya berusaha memenuhi keinginan tuannya. Ia pergi mencari ikan dan setelah mendapatkannya, segera dipanggangnyalah ikan tersebut.

Abdullah bin Umar menghadapi ikan panggang yang baru saja diturunkan dari panggangannya. Aromanya begitu memikat, sehingga bertambahlah seleranya dan ingin segera menyantapnya.

Dalam keadaan yang siap santap itu, tiba-tiba muncul seorang musafir yang tampak sangat kelaparan. Serta merta Abdullah menyuruh asistennya untuk segera memberikan hidangan yang ada di hadapannya kepada sang musafir. Merasa jerih payahnya tidak dinikmati oleh Abdullah, asisten itu protes. Ia keberatan kalau makanan tersebut diberikan kepada musafir tadi. “Tapi ini makanan yang dengan sengaja saya buatkan untuk Tuan dan sesuai dengan keinginan Tuan.”

“Wahai asistenku! Tahukah kamu bila aku memakan makanan ini, maka sebetulnya itu aku lakukan karena aku suka. Karena aku menyenanginya. Tetapi bila musafir itu memakannya, maka itu ia lakukan karena ia memang butuh. Jadi makanan itu lebih berharga bagi dia daripada untukku. Jangan lupa, Allah SWT berfirman: “Kalian sekali-kali tidak memperoleh kebajikan sehingga kalian menyedekahkan apa-apa yang kalian senangi.”

Tidak ada komentar: