Kamis, 04 Oktober 2007

Mengharapkan Dunia

Mengharapkan Dunia

Barang siapa yang mengharapkan akhirat, Allah menjadikan kekayaanya ada di dalam hatinya, menghimpunkan kekuatannya, dunia pun akan datang kepadanya dengan segan dan rendah. Tetapi barang siapa yang mengharapkan dunia, Allah menjadikan kemiskinannya ada di kedua matanya, memecah kekuatannya dan tidak ada dunia yang datang kepadanya kecuali hanya yang telah ditentukan untuknya. (HR Tirmidzi)

Dunia ini bagai perempuan tua renta, jelek, lagi suka berkhianat tetapi selalu bersolek untuk laki-laki yang kan melamarnya dengan berbagai macam perhiasan, menutupi kejelekannya sehingga orang hanya yang hanya mampu melihat lahiriyahnya akan terpedaya lalu mau menikahinya. Perempuan itu berkata: “Tidak ada mahar selain hilang akhiratmu, karena kami adalah dua istri yang bersaing, menyatukan kami tidak mungkin dan memang tidak boleh.”

Akhirnya si pelamar lebih mendahulukan yang ada di hadapannya. Orang-orang mengatakan, tidak ada dosa bagi orang yang hendak menyambung cinta dengan kekasihnya. Setelah cadarnya dibuka dan kainnya tersingkap ternyata hanya aib dan ketuaan yang tampak. Ada di antara mereka yang langsung menceraikannya dengan lega, namun ada pula yang tetap mempertahankannya karena sudah di mabuk cinta, hingga ajal akhirnya menjemputnya.

Tidak ada komentar: