Jumat, 05 Oktober 2007

Hutang Zaid bin Sa’anah

Nabi saw pernah berhutang kepada Zaid bin Sa’anah seorang Yahudi. Dua hari sebelum tiba saat pembayarannya, Zaid melihat Rasulullah saw berjalan mengiring jenazah bersama para sahabat. Kemudian Zaid menekati Rasulullah saw dan menarik selendang beliau dengan kuat sehingga terjatuh.

Zaid berkata, “Ya Muhammad tidakkah engkau mau membayar hutangmu? Demi Allah kamu dari bani Mutholib adalah pengulur utang.”

Mendengar ucapan dan menyaksikan perbuatan orang Yahudi itu, Umar ra menjadi geram dan dengan keras berkata, “Hai musuh Allah, apakah pantas kamu berbicara demikian pada Rasulullah. Berbuat seperti apa yang aku lihat dan mengucapkan apa yang aku dengar? Demi Allah kalau aku tidak dicegah aku penggal kepalamu.”

Melihat sikap Umaar ra yang berang itu, Rasulullah tersenyum dan dengan tenang berkata, “ Aku dan dia butuh yang lain dari itu. Hendaklah engkau menyuruh aku membayar utang dengan baik dan menyuruh dia berlaku dengan sopan. Pergilah hai Umar, bayarkan hak-haknya dan berikan tambahan buat dia sebanyak 20 takaran korma.”

Kemudian Umar berlalu dan ia segera kembali kepada Zaid.

Zaid bin Sa’anah bertanya, “Apa ini?”

Umar ra menjawab, “Rasulullah menyuruh aku menambah sebagai pengganti atas pertengkaran tadi.”

Zaid bertanya, “Apakah engkau mengenal aku wahai Umar?”

“Tidak.”

Zaid berkata, “Aku adalah Zaid bin Sa’anah.”

Umar bertanya, “Seorang Rabby (pemuka agama Yahudi)?”

“Ya benar.”

“Apa sebabnya engkau memperlakukan Rasulullah seperti itu?”
Zaid menjawab, “Hai Umar, tanda-tanda kenabian sudah aku ketahui dari wajahnya kecuali 2 hal, yaitu kesabarannya yang selalu mendahului kekerasan tindakannya dan yang kedua semakin buruk ia diperlakukan semakin bertambah pula pemberian maafnya. Dan aku tadi telah mengujinya. Ya Umar aku baersyahadat bahwa aku ridho Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agamaku, Muhammad nabiku, aku menyatakan separuh hartaku untuk Allah sebagai sodaqoh buat umat Muhammad saw dan aku punya banyak harta.”

Tidak ada komentar: